Selasa, 19 April 2011

Ibuku, Wanita Terbaikku. .

    Sosok wanita yang paling berharga dalam hidupku adalah ibuku tercinta. Beliau adalah wanita yang sederhana dalam berpenampilan tetapi luar biasa dalam bersikap. Beliau sangat perhatian dan sayang kepada keluarga. Setiap hari, Beliau hanya sibuk bekerja dirumah dengan penuh rasa tanggung jawab dalam mendidik dan menjaga putri-putrinya.
    Ibuku adalah sosok wanita yang giat bekerja di rumah. Beliau selalu mengurus pekerjaan rumah dengan rapih dan disiplin. Beliau mengajarkan putri-putrinya bagaimana menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik dan teladan bagi keluarganya. Tidak hanya itu, Ibuku juga gemar memasak. Aku juga suka menemani ibuku memasak. Hasil masakannya tidak diragukan lagi. Tidak heran jika aku, adikku, dan ayahku selalu memuji beliau karena olahan masakannya yang sangat enak. Hal yang membuatku kagum lagi adalah beliau pandai memasak sejak masa remaja. Menurut beliau, sejak kecil beliau sudah dididik keras oleh nenek dan kakekku. Beliau adalah putri pertama dan memiliki enam buah adik yang masih kecil. Jadi, mau tidak mau setiap hari beliau harus membantu nenek dan kakekku yang bekerja di sawah dengan cara menjaga dan mengasuh adik-adiknya. Beliaulah yang memasak, memberi makan adik-adiknya, dan memandikan mereka. Beliau memang sosok yang istimewa buatku. Keadaan yang beliau alami dahulu jelas sangat berbeda dengan keadaanku sekarang. Diriku begitu malu karena hingga saat ini aku belum pandai dalam hal apa pun. Aku belum bisa memasak, belum bisa mandiri dan bertanggung jawab terhadap diriku sendiri. Hidupku saat ini pun masih bergantung dengan kedua orang tuaku.
    Keberadaan ibuku begitu berarti bagi keluargaku. Kalau tidak karena perjuangannya dan tanpa kehendak dari Tuhan Ynag Maha Esa, aku tidak akan lahir di dunia ini. Harus selalu ku ingat bahwa selama sembilan bulan sepuluh hari beliau mengandungku. Berjuang bertaruh nyawa melahirkanku dengan penuh rasa ikhlas dan cinta. Beliau relakan seluruh jiwa dan raganya demi kebahagiaan buah hati tercinta. Ya Tuhan, sungguh mulia sekali ibuku ini. Beliau membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan perhatian hingga diriku dapat tumbuh dan berkembang seperti saat ini. Beliaulah sosok wanita terbaikku dan wanita inspirasi dalam hidupku. Beliaulah yang memberikanku semangat serta motivasi disaat ku lemah tak berdaya dan putus asa. Beliaulah yang selalu menemani hari-hariku dan selau membimbingku dalam meraih cita-citaku untuk menjadi anak yang sukses di kemudian hari. Ibuku selalu ada disaat ku membutuhkannya. Beliau adalah orang yang pertama kali mau mendengarkan keluhan dan isi hatiku. Beliau adalah tempatku berbagi dan dan mencurahkan segala perasaanku.
    Sosok ibuku harus ku teladani dan menjadikannya sebagai inspirasi dalam hidupku agar kelak diriku dapat menkadi wanita seperti dirinya yang selalu sayang dan bertanggung jawab kepada keluarganya. Kasih sayangnya tak terhingga sepanjang masa, beliau rela memberi tanpa mengharap balas kasih. Sosoknya bagai sang surya yang selalu menyinari dunia.
    Aku harus tetap berjuang, terus belajar, dan bekerja keras dalam meraih cita-citaku. Aku harus selesaikan kuliah saat ini dengan baik dan dapat lulus dapat gelar sarjana tepat waktu. Hal ini biarlah menjadi bukti cinta dan baktiku kepada ibu dan ayahku. Aku harus sukses dan harus bisa membahagiakan kedua orang tuaku dengan hasil jerih payahku sendiri. Aku selalu yakin do'a ibu dan ayahku menyertaiku kapan pun dan di mana pun aku berada. Ya Tuhan, ku mohon kepada-Mu selau jaga dan lindungilah ibu dan ayahku. Berilah aku kesempatan waktu untuk bisa membahagiakan mereka sebelum akhir hayat mereka dan sebelum akhir hayatku. Amin.:-)

Jumat, 01 April 2011

Terima Kasih Guruku ^_^

         Guru dimataku adalah sosok insan yang istimewa dan berhati mulia. Sosok yang sangat luar biasa dan berpengaruh besar dalam hidupku. Gurulah yang memberikanku ilmu, nasihat, dan pelajaran yang begitu berharga buatku. Mereka yang selalu ikhlas dan istiqomah membimbingku kepada hal-hal yang positif. Mereka juga yang selalu memberikanku semangat dan motivasi untuk terus belajar, berkarya, dan berprestasi.

         Mereka selalu gigih dan tekun berjuang mencerdaskanku dan semua orang. Mereka rela memberi tanpa berharap belas kasih. Guru banyak mengajarkanku kebaikan dan arti hidup. Di sela-sela waktu mengajarnya, mereka selalu menyisipkan nasihat-nasihat agung nan mulia kepada diriku dan kawan-kawan guna menjadi dukungan moril dan kekuatan kami dalam berprestasi. Merekalah yang mengingatkan kami ketika kami salah. Merekalah yang memberikan kami semangat ketika kami mulai berputus asa. 

        Bapak, Ibu guru adalah sosok Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Ilmu-ilmu yang mereka salurkan menjadi bekal di masa depan kami nanti. Tidak hanya itu, ilmu yang mereka miliki pun menjadi suatu keberkahan dalam hidupnya dan menjadi tabungan amal untuk kehidupan yang kekal kelak.

        Sungguh, kami begitu kagum dengan semangat juangmu. Kau bagaikan lentera yang bersinar menerangi kegelapan malam. Kau yang mengajarkan kami dari yang tidak tahu menjadi tahu dan kau yang menuntun kami dari yang tidak bisa menjadi bisa.

        TERIMA KASIH GURUKU ^_^. . .

        Mungkin hanya ini yang bisa kami ucapkan. Kau sungguh berhati tulus. Kau begitu berarti dalam hidupku dan kawan-kawan. Doa kami selalu menyertaimu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kesehatan, kekuatan lahir batin, dan keselamatan kepada guru-guru kami. Doakan kami, Bapak, Ibu guru. Semoga kelak, di kemudian hari, kami bisa menjadi orang yang sukses dan berhasil dengan selalu rendah hati dan berakhlak mulia serta dapat menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Amin :-)).

        Banyak pengalaman-pengalaman menarik yang aku alami bersama guru-guruku. Salah satu pengalaman yang akan selalu ku kenang dan tak ku lupakkan adalah ketika aku mengikuti acara perpisahan kelas 3 SMA bersama keluarga besar guru-guru SMA Negeri 1 Tambun Selatan. Begitu bahagianya perasaanku pada waktu itu. Khusunya ketika malem hari di Hotel Bumi Makmur Indah, Bandung kami mengadakan acara pelepasan siswa siswi kelas 3. Malem itu penuh tawa sekaligus haru berlinang air mata. Hatiku begitu sedih ketika berjabat tangan dan mencium tangan guru-guruku seraya meminta maaf atas kesalahan yang telah ku perbuat selama ini kepada mereka. Mereka sungguh berhati mulia dan dengan ikhlas memaafkan kesalahanku dan memberikan semangat dan doa kepada diriku dan teman-teman agar kelak kami dapat menjadi anak yang berhasil. Benar-benar momen yang membahagiakan.

       Guru adalah salah satu tokoh yang berperan besar dalam hidupku selain kedua orang tuaku. Mereka adalah orang tuaku di sekolah. Salah satu bukti nyata peran besar guru dalam perjalanan hidupku adalah saat ini aku bisa mahir membaca dan menghitung berkat jasa-jasa mereka. Dahulu, ketika kecil, diriku belum bisa membaca dan menghitung, tetapi berkat ketulusan mereka dalam mendidikku, saat ini aku bisa melakukan semua itu dengan baik. Guru yang mengajarkanku dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dan Mereka pula yang mendidikku dari yang tidak bisa menjadi bisa hingga saat ini. Munkin itu adalah bukti kecil tentang peran guruku dalam hidupku. :-))
        

Sabtu, 19 Maret 2011

Cinta

Cinta adalah cinta. . .
Ia tak pernah selalu berbanding lurus. . .
Dengan realitas, dengan cita-cita. . .
Dengan harapan, dan dengan asa. . .

Cinta adalah cinta. . .
Ia mengalir seiring dengan arusnya. . .
Ia berputar seirama dengan derunya. . . 
Ia mengapung sedendang dengan awan dinginnya. . . 
Ia melesat dengan desingnya bagai bunga alang-alang. . .
Yang terhempas kesana-kemari dalam ayunan angin. . . 
Terpelanting. . .
Terhenyak dalam lorong takdirnya. . . 
Terperosok dalam keindahan waktu yang tanpa akhir. . .
Tapi tenanglah. . . 
Cinta tetap selalu bersenyawa dalam segala takdirnya. . .